Jumaat, Oktober 29, 2010

Catatan Tentang Patah Hati ♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

KAU TIDAK SEPERTI DULU
YANG KU KENALI DULU
RUPA HILANG SERI
MANAKAH MANISNYA

KAU TIDAK SEPERTI DULU
YANG KU KENALI DULU
MADAH TAK BERLAGU
MANAKAH GIRANGNYA

PATAH HATI
JANGAN TERDAMPAR SEPI
JANGAN TERSUNGKUR MATI
PATAH HATI
JANGAN LEBURKAN MIMPI
JANGAN MEMAKAN DIRI

BUKANKAH TUHAN CIPTAKAN MALAM
UNTUK BERADU MENANTI SIANG
BUKANKAH TUHAN TITISKAN HUJAN
MENANTI LIMPAH KEMARAU PANJANG

Bait-bait lirik lagu Patah Hati nyanyian Saujana agak kerap juga kedengaran di bibir ini...kadang secara tidak sengaja, pasti lagu ini yang dipilih...entah kenapa sampai jemu adik sepupu mendengarnya...sehingga ianya menjadi tanda tanya...??!!

Sedikit perkongsian...mungkin jua luahan...

Sebuah Catatan

Ini hanya sebuah catatan, ehm… catatan patah hati !! jika mendengar kata itu pasti yang terlintas dibenak saya dan pasti kita semua adalah tentang cinta yang kandas, tentang cinta yang putus sampai disini saja, tentang perpisahan, tentang airmata yang berlinang, tentang perihnya hati seperti dirobek-robek, berdarah-darah, dihiris-hiris, dan semua yang menyebabkan dunia serasa mengalami kiamat kubro, kata nya “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati” hahahha adakah patah hati seperih itu lukanya *tanya aja sama diri kamu sendiri * untuk yang kesekian kalinya hati nurani saya menjerit tersepit.
Hati sanubari saya kadang berputar putar menari nari mencari jawapan kenapa cinta yang putus itu diberi judul patah hati, apa tidak ada istilah lain yang lebih indah gitu, misalnya “metamorposis hati” atau “kepompong basi” hahaha… pokoknya jangan guna istilah hati yang patah lah, padahal kan sebenarnya tidak separah itu bukan? tapi sudahlah, apapun istilahnya tetap saja putus kan? jadi tak penting lagi istilah yang penting adalah bagaimana ketika cinta itu kandas, ketika cinta itu tak lagi tersambung, ketika cinta itu tidak lagi mau menjadi milik saya, dan ketika si dia tak mau lagi menjadi tempat penitipan hati saya
Jika begini keadaannya maka patah hati sinonim dengan airmata, iye ke? tak juga, patah hati itu sinonim dengan hikmah, cuba lihat catatan saya dibawah ini:
Ah seharusnya saya bersyukur masih diberi rasa patah ini oleh ALLAH, masih bisa menangis, itu artinya saya masih punya hati kan? bukan hanya sekadar hati, tapi hati yang sensitif,yang lembut dan yang mampu bahagia dan luka, dan airmata yang mengalir ini bisa membersihkan kelopak mata saya yang kusam menjadi bening kembali kerana airmata yang berlinang membawa semua kotoran di mata sehingga bening kembali kelopak mata milik saya bayangkan kalo kita tak nangis sebulan, apa tak perih mata kita, menagislah kerana mencintai ALLAH pada saat kita sendiri… airmata ini lebih bernilai pahala daripada menangisi si dia, orang yang ditangisi tak tahu jika kita nangis.
Maka nikmat yang mana lagikah yang sanggup saya mungkiri, bahkan di dalam air yang berlinang melalui mata ini, ALLAH menitipkan kasih sayangnya.
Kemudian saya mulai berpikir mungkin ada lagi nikmat ALLAH di balik kata patah hati ini, cuba bayangkan, pada saat jatuh cinta kelmarin mendengar suara telefon si dia lebih indah di telinga saya dari suara azan, sms mesra dari sang pujaan hati lebih sering saya baca dan berulang-ulang agar lebih mengerti artinya dan lebih bergetar mencintainya, lalu seberapa sering saya membaca ulang sms-sms dan surat cinta, email dari si dia daripada saya membaca surat cinta dari ALLAH yang tertuang lewat AlQuran? ah sungguh cara mencintai yang salah dan parah.

Dan kini setelah tak ada lagi sms darinya, tak ada lagi suara indahnya, hikmah mulai terlihat bahwa di balik hati yang terhiris berdarah ini ALLAH hendak mengembalikan saya kepada cintanya ALLAH, apa ada cinta yang lebih indah dari cinta sang pemilik nafas ini? tak ada kan, maka nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya mungkiri? di balik patah hati ini ALLAH menyelamatkan saya dari cinta yang salah, sahabat saya bilang “cinta itu berhala jika salah menafsirkan, kita menyembah dan memuja cinta melebihi menyembah dan memuji ALLAH” nauzubillahimindzalik, cinta tak salah mungkin hanya tidak tepat ketika saya lebih mencintai sang pujaan hati daripada mencintai ALLAH.

Ketika saya kehilangan si dia, setiap kali saya ingat dia, saya mulai gelisah, keluar keringat dingin, pening memikir langit kenapa warnanya biru, padahal sudah dari sananya memang biru warnanya, merasa bahwa hanya saya didunia ini yang hatinya patah, maka saya ingat ucapan guru mengaji saya “Dik, hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenang” maka yang saya lakukan kemudian adalah membeli tasbih yang digital agar saya bisa tetap dzikir dimanapun dan bila-bila pun, jika belum tenang juga saya membaca AlQuran sehingga selesai patah hati, khatam saya membaca AlQuran, ah sungguh dari patah hati ini ALLAH mengembalikan saya kepadanya, maka nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya mungkiri. Di tengah patahnya hati, saya khatam Quran dan berzikir lebih banyak lagi, sehingga kualiti keimanan saya automatik meningkat.

Ingatlah bahwa ALLAH maha membolak balikkan hati dan keadaan, jika hari ini ALLAH masih menitipkan cinta maka janganlah menjadikan cinta itu berhala dengan memujanya seolah-olah dunia ini milik berdua, jumlah sms jadi lebih banyak dari jumlah rakaat shalat, jumlah kredit telefon jadi lebih banyak dari ringgit yang kita sedekahkan, duduk berduaan di tempat sepi jadi lebih indah di hati daripada duduk tafakur di atas sejadah dan bermesraan dengan ALLAH dan jika ALLAH membolak-balikkan hati saya dan si dia dari cinta menjadi tak cinta maka ganti kata patah hati dengan syukur hati karena ALLAH lebih mencintai saya daripada si dia, terbukti ALLAH mengambil saya untuk dikembalikan ke dalam ribaanNya, limpahan kasih sayang dari kekasih hati yang baru dan selamanya yaitu ALLAH. Siapa yang tak mahu jadi kekasih ALLAH, tenang, damai, indah, cukup rasanya hidup ini
Saya + ALLAH = Cukup.
ah sungguh nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya ingkari, bahkan hikmah begitu banyak ketika saya melihat kembali catatan dari gempa akibat patahan bumi, eh gempa dari patahan hati yang kelmarin bukan menolak syurga dunia sebelum syurganya ALLAH, tapi ketika saya mencintai Manusia melebihi cinta kepada ALLAH, maka tunggulah hingga ALLAH menegur, takut kan? makanya, jangan keterlaluan lah.

Alfana: Sebuah catatan di atas karya asal daripada sahabat RKI...saya edit sedikit bahasanya dan selebihnya saya kekalkan sahaja kerana sejak setahun dua ini saya rasa hampir jatuh cinta dengan kelembutan bahasa indonesia...namun bahasa ibunda tetap no 2 setelah bahasa Arab menjadi ranking pertama di hati saya...walaupun sekadar di 'copy paste' sahaja, namun ianya ada kaitan dengan diri saya...maka saya terasa ingin dikongsi dan buat muhasabah bersama..moga ada manfaatnya

0 ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Nak Kenal Lagi??

Emel = alsalsabil@hotmail.com
YM = zanjabil27@yahoo.com
FS = laislamic@yahoo.com

Great Morning ©  Copyright by RaUDhaH Al-BaAn | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks